Tuesday, September 29, 2009

Ali bin Abi Thalib

Oleh: Ikhsan Hasibuan
email: ikhsan.hasibuan@gmail.com

Ali adalah tokoh sentral dalam perbedaan antara islam sunni dan shi'ah. Seperti diceritakan dalam kisah Utsman sebelumnya, bahwa Utsman dan Ali adalah dua calon khalifah yang akan menggantikan Umar. Tidak terpilihnya Ali membuat kekecewaan dan kemarahan para pendukungnya. namun perlu di catat bahwa Ali mampu menahan gejolak kemarahan ini hingga akhirnya Ali diangkat menjadi Khalifah ke-4 setelah terbunuh Utsman ditangan orang Irak dan Mesir. (silahkan baca kisah hidup Utsman di SINI).

Kisah hidup Ali sangat kontras saat ketika Rasul masih hidup dan sepeninggalnya beliau. Semasa hidup Rasul, Ali dikenal sangat dekat Rasul bahkan saat Ali masih kecil Rasul memperlakukannya seperti anaknya sendiri. Apalagi Rasul tidak mempunyai putra (2 orang putra rasul meninggal ketika masih kecil). Ali adalah sepupu dan mantu Rasul. Ayahnya adalah Abi Thalib, paman Rasul. Ali adalah pria pertama yang masuk islam. Beliau menikah dengan Fatimah, putri Rasulullah.

Kisah perjuangan Ali membela Rasul dan Islam sangat banyak. Dia menjadikan dirinya sendiri menggantikan Rasul di tempat tidur ketika Rasul berangkat hijrah ke Madinah untuk mengelabui para musuh. Dalam medan peperangan Ali terkenal sangat gagah. Dengan pedangnya yang luar biasa yang bernama "Zulfikar" yang berbentuk pedang berlidah dua, Ali sangat ditakuti musuh. Pedang ini sekarang masih ada tersimpan di Museum di Istambul, Turki.

Kisah perjuangan Ali membela islam ini, sepertinya surut dengan meninggalnya Rasul. Para pengikutnya atau kaum Shiah mengatakan bahwa Rasul memberikan amanat kepemimpinan kepada Ali. Namun anggapan ini tidak dipercaya oleh pengikut Sunni. Kekecewaan inilah yang menjadi dasar sikap Ali yang lebih memilih memperdalam kajian islam kepada pendukungnya daripada ikut berjuang meluaskan islam bersama khalifah-khalifah lainnya. Ali tidak pernah ikut berperang dalam masa 3 khalifah sebelumnya.

Sepeninggal Utsman, Ali diangkat menjadi khalifah ke-4. Masa kekhilafahan Ali sangat berbeda dengan kekhilafahan sebelumnya. Jika 3 khalifah sebelumnya islam dan arab mengalami kemajuan dan kemakmuran, dalam ke khalifahan Ali lebih banyak dihiasi cerita pertempuran sesama muslim. Ali gagal menyatukan ummat. hingga saat ini pun islam terpisah jadi dua golongan utama; sunni dan shiah.

Pihak pertama yang menentang Ali adalah Aisyah, istri Rasul. Penentangan Aisyah mendapat dukungan banyak pihak. Pertempuran antara Aisyah dan Ali terjadi pada tahun 656 di Basrah yang dikenal dengan nama Perang Onta. dalam peperangan ini Ali berhasil menaklukkan Aisyah. Pasukan Aisyah kembali ke Madinah sedang Ali mengontrol pemerintahannya dari Irak.

Perang onta ini adalah aksi pertama Ali selama menjadi Khalifah. Agenda berikutnya adalah mengganti para gubernur yang terkait nepotisme dengan Utsman (baca kisah Utsman). Ali sukses mengganti gubernur Mesir yang merupakan sepupu usman. Namun Ali gagal mengganti gubernur Syiria yang bernama Mu'awiyah. Mu'awiyah menolak menyerahkan jabatan hingga Ali melakukan penyelidikan atas kematian Utsman dan menghukum pelakunya. Namun permintaan Mu'awiyah ini ditolak Ali.

Sebaliknya, keputusan Ali untuk tetap mencopot Mu'awiyah menyebabkan terjadinya perang saudara terbesar pertama yang megakibatkan terbunuhnya ribuan umat Islam. Pasukan Ali yang terdiri dari orang Irak bertempur melawan orang syiria sebagai pembela Mu'awiyah, gubernur mereka yang telah membawa kemakmuran dan keadilan bagi mereka. Perang ini terjadi tahun 657 di dataran Siffin, dekat Palestina.

Pertempuran ini sepertinya dimenangkan oleh pihak Ali karena pihak Mu'awiyah menyerukan untuk tidak bertempur sesama muslim dan kembali kepada ajaran Allah. Ali menerima seruan ini mengingat banyaknya jatuh korban dalam peperangan yang sangat melelahkan. Setelah pertempuran dihentikan, Mu'awiyah sepertinya mendukung Ali sebagai khalifah ke-4.

Namun, kesepakatan antara 2 belah pihak tidak pernah tercapai hingga beberapa tahun berlanjut. Pihak yang tidak menyetujui tindakan Ali ini mengganggap tindakan Ali ini sebagai tindakan yang memalukan dirinya sendiri. Setelah terbunuhnya ribuan muslim dalam pertempuran yang dia ciptakan namun tidak ada hasil yang didapat. Golongan yang berpendapat seperti ini kemudian menjadi musuh Ali dan berhasil membunuh Ali di sebuah masjid di Kufa tahun 661. Pembunuhnya adalah Abdul rahman bin Muljam yang berasal dari kaum Khawarijz.

Kaum khawarijs muncul dalam proses perdamaian antara Ali dan Mu'awiyah. Mereka adalah orang-orang yang tadinya berperan dalam perundingan damai namun akhirnya berbelok menjadi pihak yang melepaskan diri dari pengaruh Mu'awiyah dan Ali. Kaum Khawarijs tidak menjadi bagian dari sunni atau shiah, mereka adalah golongan tersendiri. Mereka sendiri menyebut golongan mereka sebagai ahlal-adl wal istiqama (orang yang adil dan lurus).

1 comment:

  1. terlalu menyudutkan Ali Ibn Abi Thalib...sebaiknya anda memiliki landasan sejarah yang baik...

    ReplyDelete